LUMAJANG - Bupati Lumajang H Thoriqul Hah. S.Ag, MML mengapresiasi civitas akademika Universitas Brawijaya yang konsisten memberikan pendampingan kepada warga terdampak Gunung Semeru di wilayahnya.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Universitas Brawijaya (UB) karena telah mendukung kami dalam memberikan pendampingan ke masyarakat dan berbagai macam bantuan kepada masyarakat terdampak erupsi Semeru, ” kata Thoriqul saat menjadi pemateri Sarasehan Alumni UB dalam rangka Diesnatalis ke-40 Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya, Jumat (25/02/2022) secara hybrid.
Ia mengatakan, hingga saat ini sudah terbangun 431 hunian sementara dan 783 hunian tetap. Akan tetapi untuk aliran listrik dan air belum masuk ke wilayah relokasi.
Dalam penyampaian materi itu, Bupati Lumajang menyampaikan bahwasanya pada saat Erupsi Gunung Semeru Pemerintah Kabupaten Lumajang masih bingung dalam menentukan langkah karena tidak menduga letusannya berdampak besar.
Baca juga:
TNI Temukan Satu Lagi Korban Banjir Bandang
|
Akan tetapi, pemerintah berusaha untuk menyiapkan evakuasi, fasilitas umum, dan pengungsian kepada masyarakat terdampak Erupsi Semeru.
Poin utama yang menjadi catatan penting apabila terjadi bencana adalah pikiran utama bagaimana menentukan langkah-langkah recovery dalam waktu seketika dengan keadaan yang tidak mudah untuk ditangani.
Pasti terdapat beberapa persoalan seperti kebutuhan logistik, tempat pengungsian, proses evakuasi, dll, ujar Thoriqul.
Menurut Bupati Lumajang hal yang paling susah ketika melakukan dialog kepada masyarakat terdampak erupsi Semeru untuk melakukan relokasi ke Desa Sumbermujur.
Pemerintah dengan berbagai cara melakukan pendekatan ke masyarakat agar menerima relokasi tersebut. Dalam usahanya pemerintah Kabupaten Lumajang memaparkan desain dan perencanaan pembangunan tempat relokasi.
Desain yang digagas pemerintah Kabupaten Lumajang adalah akan membangun stadion mini, tempat ibadah, auditorium, dll. Selain itu terdapat progam pemberdayaan ekonomi salah satunya adalah kandang terpadu dan perhutanan sosial.
Sementara pemateri lainnya, Kepala Pelaksana BNPB Provinsi Jawa Timur Drs. Budi Santoso menyampaikan mengenai filosofis Bencana untuk mengatasi resiko bencana, serta bagaimana hidup berdampingan dengan bencana alam secara harmonis. Tidak kalah penting,
Kepala BNPB Provinsi Jawa Timur memberikan imbauan mengenai pentingnya Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana seperti dalam sektor ekonomi, sektor sosial budaya, sektor infrastruktur, dan lintas sektor guna pemulihan ekonomi kawasan terdampak bencana.
“Dalam pemulihan ekonomi yang terpenting bagaimana kita mendengarkan suara dan inspirasi masyarakat dan membantu masyarakat dengan berbagai pendekatan. Hal terpenting adalah memberikan pendampingan psikologis kepada masyarakat terdampak erupsi Semeru dan membentuk kawasan rawan bencana”, ujar Kepala Pelaksana BNPB Provinsi Jawa Timur Drs. Budi Santoso.
Dalam penanganan bencana alam diperlukan sinergisitas dan koordinasi yang terakomodir antara lapisan masyarakat dan instansi pemerintah sebagai langkah percepatan pemulihan ekonomi bencana alam.
Selain itu melakukan prioritas rehabilitasi, seperti perbaikan pembangunan jembatan dan jalan provinsi, kota, kabupaten, membangun kantor dan pelayanan publik yang mengalami kerusakan, membangkitkan pertumbuhan UMKM, serta pembangunan sistem irigasi dan persawahan.
Menurut Komandan STTAL Laksamana Pertama TNI Dr. Ir. Avando Bastari, M.Phil., M.Tr. Opsla menentukan prioritas pemulihan ekonomi sangatlah penting karena memiliki pengaruh terhadap aspek ketahanan nasional.
“Upaya prioritas utama pemulihan ekonomi kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru adalah upaya rehabilitasi psikologis, distribusi bantuan sosial, pemberian bibit pertanian, perkebunan, dan ternak, memberikan bantuan permodalan pelaku usaha UMKM, memberikan edukasi kepada masyarakat tentang resiko bencana alam, serta pentingnya relokasi”, ujar Komandan STTAL Laksamana Pertama TNI Dr. Ir. Avando Bastari, M.Phil., M.Tr. Opsla
Dalam pemulihan ekonomi masyarakat terdampak Erupsi Semeru dibutuhkan peran serta segenap civitas akademik sebagai kontribusi pemikiran-pemikiran guna membantu pemulihan masyarakat Erupsi Gunung Semeru.
Semoga dalam usia Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya yang menginjak usia 40 tahun dapat menciptakan mahasiswa yang mampu menciptakan pemikiran – pemikiran luar biasa untuk bersama membangun Indonesia yang lebih maju lagi. (AUR/HmsUB/Jon).