Beberapa waktu lalu, Indonesia menjadi tuan rumah ajang balap motor internasional, MotoGP Mandalika. Dalam ajang ini, salah satu dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya terlibat sebagai tim medis, bersama dengan banyak tenaga medis dan kesehatan lain dari berbagai daerah di Indonesia.
Adalah dr. Ali Haedar, SpEM, KPEC, FAHA, dokter spesialis emergency medicine (kedokteran emergensi) yang bertugas sebagai anggota tim medis MotoGP Mandalika 2022. Pria yang dipanggil dr. Haedar ini bertugas sejak tanggal xx hingga xx ini mengaku, memerlukan kecakapan klinis dan kerjasama yang baik antar tim. “Begitu menempati pos di sirkuit, kami akan siaga dalam kondisi apapun, baik dijemur panas terik maupun hujan deras, hingga balapan selesai’, jelasnya, Selasa (29/3/2022).
Semua tenaga medis, imbuh Haedar, wajib terlatih dan menguasai detil mdical plan. “Medical plan ini disahkan oleh Federasi Balap Motor Internasional (FIM), sehingga tidak melakukan kesalahan saat tindakan medis”, ujarnya.
DI MotoGP Mandalika, Haedar bekerjasama dengan perawat, dokter umum dan dokter spesialis emergency. “Di Mandalika, dokter spesialis emergency medicine ditempatkan di ambulans, di safety car di Medical Center, dan di helicopter. Kami dipimpin oleh Chief Medical Officer (CMO) di Race Control”, terangnya.
Apresiasi positif pun diberikan kepada tim medis. “Dorna Sports mengatakan kerja tim medis excellent, dan secara khusus memuji Kerjasama yang ditunjukkan tim medis selama acara. Selama bertugas, kami sempat membantu beberapa pembalap yang mengalami crash, terutama saat kualifikasi. Selain tim medis, sistem dan fasilitas kesejatan termasuk dua unit helicopter juga mendapat apresiasi dari Dorna Sports”, imbuh dokter di Departemen Ilmu Kedokteran Emergensi FK UB-RSSA ini.
Baca juga:
KONI Jatim Salurkan Bantuan Rp 125 Juta
|
Selain MotoGP Mandalika, dr. Haedar juga pernah bertugas dalam ajang olahraga besar lain, seperti PON XX Papua, Idemitsu Asia Talent Cup 2021, serta Superbike World Championship 2021.
Ia berharap, ilmu kedokteran emergensi, khususnya pre-hospital emergency care dapat segera dikembangkan di Indonesia. “Pre-hospital emergency care dibentuk untuk menguraikan konsep kunci pengembangan sistem emergensi pra-rumah sakit, dengan berbagai elemen yang dapat mengurangi tingkat morbiditas dan mortilitas. It takes a system to safe a life”, pungkasnya. (anang/Jon/HumasUB)