SURABAYA – Sebagai negara agraris, peran desa bagi keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia begitu kompleks. Sumber kehidupan yang berbasis alam, seperti pangan, serta pemanfaatan hasil bumi banyak dikelola oleh desa. Namun, sayangnya, pemerataan kesejahteraan masih terlihat timpang, terutama antara desa dan kota. Pembangunan infrastruktur baik fasilitas maupun manusia terlihat cepat pada wilayah kota, namun tidak untuk di desa.
Hal tersebut yang disampaikan oleh Head of Social Entrepreneurship and Incubation Division Bank BRI, Dani Wildan, dalam sambutannya di acara Inagurasi Program Deepening Desa BRILian. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Optimalisasi Pengembangan dan Pengelolaan Desa Berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s)”. Acara tersebut dilaksanakan pada Kamis (14/7) bertempat di Ruang Amerta, Kantor majamen, Kampus Merr (C), Universitas Airlangga (UNAIR).
“Pemberdayaan wilayah perdesaan menjadi isu yang perlu diperhatikan. Mengingat unit kerja kami (BRI) tersebar di banyak desa dan kami juga melihat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata, ” ujar Dani Wildan.
Menurutnya, dengan melihat problematika yang ada, Bank Rakyat Indonesia (BRI) selaku BUMN yang juga banyak berfokus pada kegiatan sosial desa membuat program pemberdayaan desa, yang disebut Desa BRILian. Dalam kegiatannya, terdapat 113 desa yang berpartisipasi mengikuti pelatihan selama dua bulan dengan mengikuti delapan kelas secara daring.
Dalam pelatihannya, kegiatan Desa BRILian berfokus kepada pemberdayaan desa dengan beragam materi. Diantanya, Kepemimpinan kolaboratif, Penguatan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BumDes), Digitalisasi, Kewirausahaan, serta Manajemen keuangan. Selain itu, pada inagurasi, juga akan diumumkan tiga desa terbaik yang akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan intensif dari UNAIR selama satu bulan.
“Pendampingan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masing-masing desa untuk dapat lebih mengembangkan potensi yang ada didesa dan bersama-sama mencari solusi terbaik atas permasalahan-permasalahan dan tantangan yang ada di desa, ” ujar Dani Wildan.
Tambahan, program Desa BRILian merupakan program inkubasi dan pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s.
“BRI berkeinginan untuk dapat berperan dalam upaya membangun desa sehingga lebih banyak lagi desa yang masuk dalam kategori desa maju dan mandiri, ” tambahnya
Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Rektor Universitas Airlangga – Prof Dr Mohammad Nasih, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi – Abdul Halim Iskandar, serta Wakil Gubernur Jawa Timur – Emil Elestianto Dardak. (*)
Penulis: Afrizal Naufal Ghani
Editor: Nuri Nermawan